PEMETAAN WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUWANGI BERDASARKAN FAKTOR PENYEBAB STUNTING TAHUN 2023 MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT

Authors

  • Eka Yulia Andini Program Studi Statistika, Universitas Terbuka, Kota Tangerang Selatan, Indonesia
  • Nuramaliyah Program Studi Statistika, Universitas Terbuka, Kota Tangerang Selatan, Indonesia

Keywords:

faktor risiko, stunting, analisis biplot, banyuwangi, prevalensi

Abstract

Indonesia termasuk negara dengan status gizi buruk yang tinggi menurut WHO. Upaya penurunan angka stunting diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, dengan target prevalensi stunting sebesar 14% pada 2024. Kabupaten Banyuwangi meluncurkan Program Banyuwangi Tanggap Stunting, meskipun prevalensi stunting meningkat dari 18,1% pada 2022 menjadi 21,9% pada 2023 berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia. Penelitian ini bertujuan memetakan kecamatan di Banyuwangi berdasarkan faktor penyebab stunting menggunakan analisis biplot. Hasilnya menunjukkan pembagian ke dalam empat Kelompok: Kelompok 1 terdiri dari 8 kecamatan, termasuk Kecamatan Kabat dan Glagah; Kelompok 2 terdiri dari 4 kecamatan, seperti Kecamatan Wongsorejo dan Kalibaru; Kelompok 3 terdiri dari 6 kecamatan, termasuk Kecamatan Bangorejo dan Licin; dan Kelompok 4 terdiri dari 7 kecamatan, seperti Kecamatan Kalipuro dan Glenmore. Faktor penyebab stunting dengan keragaman tertinggi adalah Ibu Bersalin di Fasilitas Layanan Kesehatan sedangkan yang terendah adalah Ibu Hamil Imunisasi Difteri dan Tetanus. Model biplot memiliki ukuran kelayakan 0,703 (70,3%), yang menunjukkan kemampuan menjelaskan sebagian besar keragaman data. Penelitian ini memberikan wawasan penting untuk intervensi berbasis wilayah dalam menurunkan angka stunting.

Downloads

Published

2025-02-21

Conference Proceedings Volume

Section

Prodi Statistika

Categories