KAJIAN KUALITAS AIR BUANGAN TAMBAK BUDIDAYA UDANG WINDU (PENAEUS MONODON) SISTEM TRADISIONAL DI PULAU TIBI, KABUPATEN BULUNGAN

Authors

  • Seftian Sanju Pratama Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan, Indonesia, Jl. Amal Lama, Tarakan Timur, Kalimantan Utara
  • Muhammad Amien H Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Borneo Tarakan, Indonesia, Jl. Amal Lama, Tarakan Timur, Kalimantan Utara

Keywords:

Air buangan, kualitas air, probiotik, tambak tradisional, udang windu

Abstract

Budidaya udang windu (Penaeus monodon) sistem tradisional masih menjadi kegiatan utama di Kabupaten Bulungan yang cenderung menurun produktivitas tambak dan produksi udang. Penelitian ini bertujuan mengkaji kualitas air buangan tambak budidaya udang windu sistem tradisional di Pulau Tibi, Kabupaten Bulungan. Penentuan titik sampling menggunakan purposive sampling, Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan mengacu pada Permen KP 75/2016 dan 28/2004. Hasil pengamatan Stasiun 1 (EM4) menunjukkan kekeruhan 90,4 NTU, TSS 0,745 mg/L, BOD5 3,89 mg/L, nitrat 0,32 mg/L, fosfat 0,1 mg/L, amonia 0,06 mg/L, H₂S 0,72 mg/L, nitrit 0,15 mg/L, dan pH 6,9. Stasiun 2 (RICA), kekeruhan 51,4 NTU, TSS 0,385 mg/L, BOD5 2,5 mg/L, nitrat 0,22 mg/L, fosfat 0,16 mg/L, amonia 0,12 mg/L, H₂S 0,57 mg/L, nitrit 0,1 mg/L, dan pH 7,2. Sedangkan Stasiun 3 (tanpa probiotik), kekeruhan 58,7 NTU, TSS 0,235 mg/L, BOD5 2,78 mg/L, nitrat 0,28 mg/L, fosfat 0,09 mg/L, amonia 0,2 mg/L, H₂S 2,44 mg/L, nitrit 0,09 mg/L, dan pH 5. Hasil pengamatan sungai 1 menunjukkan kekeruhan 50,5 NTU, TSS 0,15 mg/L, BOD5 1,95 mg/L, nitrat 0,3 mg/L, fosfat 0,13 mg/L, amonia 0,17 mg/L, H₂S 0,99 mg/L, nitrit 0,2 mg/L, dan pH 6,8. Sedangkan pada sungai 2, kekeruhan 309 NTU, TSS 1,705 mg/L, BOD5 6,11 mg/L, nitrat 0,2 mg/L, fosfat 0,56 mg/L, amonia 0,18 mg/L, H₂S 1,75 mg/L, nitrit 0,3 mg/L, dan pH 6. Secara keseluruhan, probiotik terbukti mampu menurunkan sebagian besar parameter pencemar, meskipun belum sepenuhnya memenuhi baku mutu. Penggunaan probiotik seperti EM4 dan RICA dalam tambak tradisional dapat menjadi solusi awal dalam mengendalikan pencemaran air buangan, meski perlu diikuti dengan perbaikan sistem pengelolaan tambak secara menyeluruh agar budidaya lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Downloads

Published

2025-08-31

Conference Proceedings Volume

Section

Artikel

Categories