PENGEMBANGAN PERKEBUNAN CABE BAGI WARGA PESANTREN RAUDHOTUL MUKHLASIN WASSHOLIHIN DESA TERAK KEC. SIMPANG KATIS BANGKA TENGAH
Keywords:
Pesantren, Santri yatim/duafa, , pemberdayaan lahan, keterampilan hidup, kapasitas ekonomi, peningkatan kapasitas SDM, peningkatan penghasilanAbstract
Pesantren Raudhotul Mukhlasin Wassholihin (RMW) berdiri karena niat ingin membantu anak-anak yang tiba-tiba yatim akibat pandemi Covid 19 oleh karena itu memprioritaskan pendidikan bagi anak-anak Yatim/Yatim Piatu, santri miskin dan duafa tanpa dipungut biaya. Untuk membiayai operasional pesantren maka pengelola pesantren perlu mencari beberapa alternatif salah satu diantaranya yaitu memberdayakan lahan pesantren yang begitu luas tapi belum dimanfaatkan. Pemberdayaan dan pemanfaatan lahan pesantren akan bermanfaat juga sebagai wahana pelatihan Keterampilan Hidup Santri dan akhirnya menjadikan pesantren mandiri serta memperkuat implementasi kapasitas ekonomi, peningkatan kapasitas SDM pesantren RMW. Permasalahan yang dihadapi adalah terbatasnya permodalan yang dimiliki oleh pesantren, karena dana yang ada saja masih belum dapat mencukupi semua kebutuhan hidup santri, tenaga yang ada di pesantren selama ini melakukan budi daya secara manual/tradisional sehingga menjadi kurang produktif dan berkejar-kejaran dengan tumbuhnya rumput liar, tidak mampu membeli pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman sehingga menjadi salah satu penyebab hasil kebunnya sangat minimal.
Tujuan pengembangan budi daya cabe ini adalah untuk memberdayakan lahan dan tenaga ahli, menyediakan sarana dan prasarana agar santri memiliki keterampilan hidup, pesantren berangsur-angsur mendapat penghasilan atas usaha sendiri, memperluas lapangan kerja dan meningkatkan penghasilan masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Raudhotul Mukhlasin Wassholihin. Berdasarkan hasil pelaksanaan pengembangan budidaya cabe yang dilakukan di Pondok Pesantren Raudhotul Mukhlasin Wassholihin, dari mulai pembukaan lahan, penyiapan lahan, pembuatan bedengan , penyemaian bibit, penanaman bibit, pemupukan, pemeliharaan sampai panen melibatkan warga pesantren dan warga sekitar . Dampak kegiatan tersebut secara signifikan kepada lahan pesantren menganggur menjadi bermanfaat, santri mendapatkan pembelajaran dan memperoleh keterampilan mulai penyiapan lahan sampai panen. Tidak kalah penting adalah masyarakat sekitar berkesempatan juga belajar dan mendapatkan penghasilan tambahan serta menambah keakraban dengan warga pesantren
Kata Kunci: Pesantren, Santri yatim/duafa, pemberdayaan lahan, keterampilan hidup, kapasitas ekonomi, peningkatan kapasitas SDM, peningkatan penghasilan
References
Hasyim, Ahsol & Liferdi. (2014). Kiat Sukses Budidaya Cabai. Yogyakarta: Penerbit Plantaxia
Tim Bina Karya Tani. (2011). Pedoman Bertanam Cabai. Bandung: Penerbit Yrama Widya
Departemen Pertanian, Dirjen Hortikultura,. (2009). SOP Budidaya Cabai Rawit. Jakarta: Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran & Biofarmaka
Dermawan, R. 2010. Budi Daya Cabai Unggul, Cabai Besar, Cabai keriting, Cabai Rawit, dan Paprika. Jakarta: Penebar Swadaya
Kementerian Pertanian. 2017. Buletin Konsumsi Pangan Volume 8 Nomor 1 Tahun 2017. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta. http://epublikasi.pertanian.go.id/download/file/359-buletin-konsumi-pangan sm1-2017 hlm. 44 Diakses pada tanggal 1 Desember 2023
Anonimous, 2012. Cabai rawit: Sinar cukup, panen kian lebat (2). http://peluangusaha.kontan. co.id/news/cabai-rawit-sinar-cukup-panenkian lebat-2thort.Lembang. Bandung Vol:XXVI. No. 1.1993
Duriad dan Muhram. (2003). Pengenalan Penyakit Penting Pada Cabai Dan Pengendalianya Berdasarkan Epidemologi Terapan.lembang, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Elvina, H. 2013. Cabe Rawit, Si Mungil yang Pedas. http://www.bbpplembang.info/index.php/arsip/artikel/artikelpertanian/671-cabe rawit-si-mungil-yangpedas. Diakses pada tanggal 2 Desember 2023.
Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi. (2023). Buku Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Edisi II Tahun 2023. Jakarta: Penerbit Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi