ULAT MAGGOT (Hermetia illucens L) SEBAGAI SOLUSI PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN MENGUNTUNGKAN
Keywords:
Ulat Maggot, Sampah Organik, Manfaat EkonomisAbstract
Bagi masyarakat perkotaan di Indonesia, sampah adalah salah satu masalah yang membutuhkan penanganan serius, tekait dampaknya bagi kebersihan, kesehatan, dan keindahan Menurut the Economist (2011), Indonesia adalah negara penghasil sampah terbesar ke-2 dunia setelah Arab Saudi. Dibanding sampah industri, maka sampah rumah tangga khususnya organik merupakan sampah dengan ketersebaran lebih tinggi. Pengolahan sampah organik adalah penting untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah penggunaan Ulat Maggot (Hermetia illucens L) yang berasal dari lalat Black Soldier Fly (Lalat Tentara Hitam). Ulat ini memiliki berbagai manfaat, yaitu dari sisi lingkungan, dan membawa keuntungan ekonomis, di antaranya kemampuan mengolah sampah secara cepat, tidak membawa penyakit, terdiri dari protein tinggi sehingga menjadi nutrisi yang sehat sebagai pakan ternak. serta limbah hasil pengolahannya merupakan pupuk organik yang menyuburkan tanaman. Ulat ini diduga dapat membantu masalah pengolahan sampah organik di perkotaan.
Pengamatan dilakukan di RT 025 RW 010 Kelurahan Maulafa Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebagai RT dengan warga terbesar yaitu 181 KK. Kota Kupang adalah salah satu kota yang memiliki masalah dengan sampah. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan, Kota Kupang pada tahun 2019 dan 2022 adalah salah satu kota sedang terkotor di Indonesia.
Perkembangbiakan Ulat Maggot dilakukan oleh beberapa warga pada kandang ukuran 80 x 80 x 100 cm selama 40 hari. Selama pengamatan, Ulat Maggot diberikan pakan berupa sampah organik limbah rumah tangga jenis sayuran dan buah-buahan seperti kulit kentang, wortel, tomat, sayur bayam, alpukat, dan lain-lain. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat peningkatan volume telur Maggot dari 1 gram menjadi 2 kg pupa (larva), 1 kg kasgot (limbah hasil olahan sampah), dengan penyerapan sampah sebanyak 3 kg. Pupa juga dikonsumsi oleh ternak warga seperti ayam, ikan lele, dan bebek. Ini menunjukkan manfaat Ulat Maggot yang baik untuk penyerapan sampah organik secara cepat, sebagai sumber pakan ternak, dan pupuk yang dapat bermanfaat ganda dari sisi lingkungan dan ekonomis. Ini dapat menjadi contoh solusi untuk penanganan sampah organik di kota lainnya.
References
Aceh Journal National Network, (2022). Kota Terkotor Se-Indonesia oleh Kementerian Lingungan Hidup dan Kehutanan. https://www.ajnn.net/news/inilah-5-kota-terkotor-di-indonesia-menurut- klhk- adakah-tempat-tinggalmu/index.html?page=2. diambil tanggal 1 November 2024
Badan Pusat Statistik, (2018). Laporan Indeks Perilaku Ketidakpedulian Lingkungan Hidup Indonesia 2018. ISBN: 978-602-432-210-0 Nomor Publikasi 04320.1801, Katalog 3305008
IDX Channel, (2021). Indonesia Penyumbang Sampah Terbesar Kedua di dunia, Limbah Makanan Mendominasi. 1st Session Closing IDX Channel.
https://www.idxchannel.com/economics/indonesia-penyumbang-sampah-terbesar-kedua-di-dunia- limbah-makanan-mendominasi. Diambil tanggal 1 November 2024
Mokolensang, J.F., Hariawan, M.G.V, Manu, L. (2018). Maggot (Hermetia Illuncens) Sebagai Pakan Alternatif Pada Budidaya Ikan. Jurnal Budidaya Perairan. Vol. 6 No. 3:32-37
Sapanli, K. dan Abdurrahman, M.R. (2023). Budi Daya Maggot, Mengubah Sampah Jadi Rupiah. Bogor: IPB Press.