Abstrak
Pemerintah Kabupaten Jembrana sedang membangkitkan desa wisata. Salah satu destinasi wisata Kabupaten Jembrana adalah Desa Blimbingsari. Namun, wisatawan cepat jemu karena kurangnya hiburan setelah berwisata rohani. Wisatawan yang berkunjung hanya bertahan tiga sampai empat hari. Hal ini perlu adanya pemberdayaan Desa Blimbingsari untuk meningkatkan daya tarik desa wisata yang berada di Desa Blimbingsari. Permasalahan umum yang dihadapi oleh Desa Blimbingsari adalah menurunnya jumlah wisatawan karena masyarakat kurang menunjukkan potensi desa. Permasalahan khususnya adalah 1) kurangnya kualitas aparatur desa, 2) kurangnya minat wirausaha anak muda, 3) kurangnya pengetahuan tentang pengemasan produk UMKM, dan 4) kurangnya pengetahuan pelaku usaha terhadap digitalisasi marketing produk Desa Wisata Blimbingsari. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka pengabdian ini melaksanakan tiga tahap pelaksanaan PKM, yaitu 1) pelatihan pengelolaan desa wisata bagi aparatur Desa Blimbingsari serta memberikan motivasi dan mindset kewirausahaan bagi masyarakat Desa Blimbingsari, 2) pelatihan pengemasan produk UMKM khas Desa Blimbingsari, dan 3) pelatihan tentang digital marketing produk UMKM khas Desa Blimbingsari.
Referensi
Damanik, D. H. & Iskandar, D. D. (2019). Strategi Pengembangan Desa Wisata (Studi Kasus Desa Wisata Ponggok). Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan, 9(2), 120-127.
Fasa, A. W. H., Berliandaldo, M., & Prasetio, A. (2022). Strategi Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan di Indonesia: Pendekatan Analisis Pestel. Kajian, 27(1), 71-87.
Gautama, B. P., Yuliawati, A. K., Nurhayati, N. S., Fitriyani, E., & Pratiwi, I. I. (2020). Pengembangan Desa Wisata melalui Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat. BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 355-369.
Komariah, N., Saepudin, E., & Yusup, P. M. (2018). Pengembangan Desa Wisata Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Pariwisata Pesona, 3(2), 158-174. https:// doi:10.26905/jpp.v3i2.2340.
Masitah, I. (2019). Pengembangan Desa Wisata Oleh Pemerintah Desa Babakan Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran. Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 6(3), 45-56.
Nicula, V. & Spanu, S. (2019). Pestel Analysis Applied in Tourism Evaluation in Braila County. Revista Economica, 71(3), pp. 54-68.
Ratwianingsih, L., Mulyaningsi, T., & Johadi. (2021). Analisis Potensi Dan Upaya Pengembangan Desa Wisata Alam Kepuh Sari Manyaran Wonogiri. Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, 3(1), 25-30.
Selamat, I. W. A., Mirayani, N. K. S., Purwantara, I. M. A., Paristha, N. P. T., & Permadi, K. S. (2022). Pendampingan Pengembangan Potensi Desa Wisata Bengkel Kabupaten Tabanan. Jurnal Pemberdayaan Pariwisata, 4(2), 87-96. https://doi.org/10.30647/jpp.v30647/jpp.v4i2.1640
Soleh, A. (2017). Strategi Pengembangan Potensi Wisata. Jurnal Sungkai, 5(1), 32-52.
Sudibya, B. (2018). Wisata Desa dan Desa Wisata. Jurnal Bali Membangun Bali, 1(1), 22-26. https://doi.org/10.51172/jbmb.v1i1.8.
Sugiarti, R., Aliyah, I., & Yudana, G. (2016). Pengembangan Potensi Desa Wisata di Kabupaten Ngawi. Jurnal Cakra Wisata, 17(2), 14-26.
Suryani, E., Furkan, L. M., & Diswandi, D. (2020). Strategi Pengembangan Wisata Alam Hutan Irup Desa Saribaye, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat. Jurnal PEPADU, 1(1), 64–73. https://doi.org/10.29303/jurnalpepadu.v1i1.75
Suranny, L. E. (2021). Pengembangan Potensi Desa Wisata Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Perdesaan Di Kabupaten Wonogiri. Jurnal Litbang Sukowati, 5(1), 49-62.
Trisnawati, A. E., Wahyono, H., & Wardoyo, C. (2018). Pengembangan Desa Wisata dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 3(1), 29-33.